MAKALAH PERJALANAN HIDUP MANUSIA
By:
Rahmadilla Salsabila
1KA17-Universitas
Gunadarma
Tugas Ilmu
Sosial Dasar
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………….
LatarBelakang……………………………………………………………………………………
1.1 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………………
2.1. Pengertian Perkembangan Manusia………………………………………………..
2.2.Tugas-tugas perkembangan manusia………………………………………………..
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Manusia……………………………………………..
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
3.2. Saran………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan
usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan
perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah menjadi sebuah
disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan
bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah babybiographies,
sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan
munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi
adalah sebuah proses perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan
catatannya tentang perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua
belas pertama kehidupannya.
Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia
telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan.Dan salah satu
manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini
adalah pendidikan.Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur
yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri.Nah, dalam hal ini kajian
ataupun teori-teori mengenai perkembangan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia
pendidikan. Memahami proses perkembangan manusia baik itu secara fisik maupun
psikologis sanat berguna bagi para pendidik. Dengan begitu akan menjadi
petimbangan bagi pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat
perkembangan tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini
adalah :
1. Apakah yang perlu kita ketahui dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia itu ?
2. Mengapa kita harus mengetahui
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada manusia ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan teori-teori
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2. Dapat memahami hal-hal yang terjdi
pada tahapan perkembangan manusia.
Mengetahui betapa pentingnya mempelajari pokok bahasan dalam
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Perkembangan manusia.
Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969).Beberapa
psikolog membedakan arti kata ‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun
beberapa tidak. Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan perkembangan lebih dapat
mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul (Monks,
Knoers, Haditono, 1982).
Di sisi lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh,
yang mencakup tiga aspek, yaitu:
- Perkembangan
fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
- Perkembangan
kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
- Perkembangan
kepribadian dan social, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender,
hubungan interpersonal. (Atkinson, Atkinson, Smith, Bem, Hoeksema, 1996.)
Tentunya dalam mempelajari perkembangan dan pertumbuhan
manusia, seluruh aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Begitu
juga dalam penggunaan di dalam konteks pendidikan, ilmu mengenai perkembangan
manusia sebaiknya dikuasai secara menyeluruh agar mendukung kompetensi pendidik
dalam memahami kondisi anak didiknya
1.2 Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan
Manusia
Tugas-tugas perkembangan pada masa ini tumbuh atas dasar
ketiga dorongan ini.Dunia sosial anak pada masa ini sudah menjadi
meluas, anak sudah keluar dari lingkungan keluarga dan ini telah memasuki
masa sekolah.Dalam lingkup ini sekolah memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi perkembangan dirinya. Di sekolah anak memperoleh hubungan social
secara lebih luas dan memperoleh pengalaman- pengalaman yang baru banyak
mempengaruhi dan membantu proses perkembangan khususnya dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan.
Ada Sembilan tugas-tugas perkembangan pada masa ini, yaitu
berikut ini :
1. Mempelajari keterampilan fisik yang
diperlukan untuk permainan mempelajari kehidupan fisik merupakan hal yang
penting unntuk permainan dan aktivitas fisik karena hal itu mempunyai nilai
yang tinggi pada masa anak-anak. Secara psikologis anak sebaya akan
mengajarkanya.
1. Membina sikap yang sehat terhadap
dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang
2. belajar bergaul dengan teman sebaya
3. Belajar berperan sebagai pria dan
wanita secara tepat
4. Mengembangkan dasar-dasar
keterampilan membaca,menulis, dan berhitung dengan baik
5. Mengembangkan konsep-konsep yang
diperlukan dalam kehidupan seahri-hari
6. Mengembangkan kata hati, moral, dan
skala-skala nilai
7. mencapai kemerdekaan pribadi
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok
dan lembaga-lembaga sosial.
1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Manusia
Erikson mengelompokkan tahapan kehidupan ke dalam 8 stage
yang merentang sejak kelahiran hingga kematian.
1. Tahap Bayi (Infancy): Sejak lahir hingga
usia 18 bulan.
Hasil perkembangan ego: trust vs mistrust (percaya vs tidak
percaya)
Kekuatan dasar: Dorongan dan harapan
Periode ini disebut juga dengan tahapan sensorik oral, karena
orang biasa melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Sosok Ibu
memainkan peranan terpenting untuk memberikan perhatian positif dan penuh kasih
kepada anak, dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini
dilalui dengan baik, bayi akan menumbuhkan perasaan trust (percaya) pada
lingkungan dan melihat bahwa kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila
gagal di periode ini, individu memiliki perasaan mistrust (tidak percaya) dan
akan melihat bahwa dunia ini adalah tempat yang mengecewakan dan penuh
frustrasi. Banyak studi tentang bunuh diri dan usaha bunuh diri yang
menunjukkan betapa pentingnya pembentukan keyakinan di tahun-tahun awal
kehidupan ini.
Di awal kehidupan ini begitu penting meletakkan dasar
perasaan percaya dan keyakinan bahwa tiap manusia memiliki hak untuk hidup di
muka bumi, dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh sosok Ibu, atau siapapun yang
dianggap signifikan dalam memberikan kasih sayang secara tetap.
2. Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18
Bulan hingga 3 tahun
Hasil perkembangan ego: autonomy vs shame (otonomi vs rasa
malu)
Kekuatan dasar: Pengendalian diri, keberanian, dan kemauan (will)
Selama tahapan ini individu mempelajari ketrampilan untuk
diri sendiri. Bukan sekedar belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri,
melainkan juga mempelajari perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk
latihan yang sangat dihargai: toilet training. Di masa ini,
individu berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan otonomi, seiring
dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan tumbuhnya
pemahaman tentang benar dan salah. Salah satu ketrampilan yant muncul di
periode adalah kemampuan berkata TIDAK. Sekalipun tidak menyenangkan orang tua,
hal ini berguna untuk pengembangan semangat dan kemauan.
Di sisi lain, ada kerentanan yang bisa terjadi dalam periode
ini, khususnya berkenaan dengan kegagalan dalam proses toilet training atau
mempelajari skill lainnya, yang mengakibatkan munculnya rasa malu dan
ragu-ragu. Lebih jauh, individu akan kehilangan rasa percaya dirinya.
3. Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5
tahun
Hasil perkembangan ego: initiative vs guilt (inisiatif vs
rasa bersalah)
Kekuatan dasar: Tujuan
Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran
tentang orang dewasa di sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi
bermain. Anak laki-laki bermain dengan kuda-kudaan dan senapan kayu, anak
perempuan main “pasar-pasaran” atau boneka yang mengimitasi kehidupan keluarga,
mobil-mobilan, handphone mainan, tentara mainan untuk bermain peran, dsb. Di
masa ini, muncul sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak:”KENAPA?”
Sesuai dengan konsep Freudian, di masa ini anak (khususnya
laki-laki) juga sedang berjuang dalam identitas gender-nya yang disebut
“oedipal struggle”. Kita sering melihat anak laki-laki yang bermain dengan alat
kelaminnya, saling menunjukkan pada sesama anak laki-laki, atau bahkan
menunjukkan pada anak perempuan sebaya. Kegagalan melalui fase ini menimbulkan
perasaan bersalah.
Hubungan yang signifikan di periode ini adalah dengan
keluarga inti (ayah, ibu, dan saudara).
4. Tahap Usia Sekolah (School Age): Usia 6 – 12 tahun
Hasil perkembangan ego: Industry vs Inferiority (Industri vs
Inferioritas)
Kekuatan dasar: Metode dan kompetensi
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena
individu sepintas hanya menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek
mental yang berarti, berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Kita bisa simak,
dalam periode sebelumnya pertumbuhan dan perkembangan berbilang bulan saja
untuk manusia agar bisa tumbuh dan berkembang.
Ketrampilan baru yang dikembangkan selama periode ini
mengarah pada sikap industri (ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas,
semangat, kerajinan, dsb), serta berada di dalam konteks sosial. Bila individu
gagal menempatkan diri secara normal dalam konteks sosial, ia akan merasakan
ketidak mampuan dan rendah diri.
Sekolah dan lingkungan sosial menjadi figur yang berperan
penting dalam pembentukan ego ini, sementara orang tua sekalipun masih penting
namun bukan lagi sebagai otoritas tunggal.
5. Tahap Remaja (Adolescence): Usia 12 hingga 18 tahun
Hasil perkembangan ego: Identity vs Role confusion (identitas
vs kebingungan peran)
Kekuatan dasar: devotion and fidelity (kesetiaan dan
ketergantungan)
Bila sebelumnya perkembangan lebih berkisar pada apa
yang dilakukan untuk saya, sejak stage perkembangan ini perkembangan
tergantung pada apa yang saya kerjakan. Karena di periode ini
individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup berubah sangat
kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang dalam
interaksi sosial, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Tugas perkembangan di fase ini adalah menemukan jati diri
sebagai individu yang terpisah dari keularga asal dan menjadi bagian dari
lingkup sosial yang lebih luas. Bila stage ini tidak lancara diselesaikan,
orang akan mengalami kebingungan dan kekacauan peran.
Hal utama yang perlu dikembangkan di sini adalah filosofi
kehidupan. Di masa ini, seseorang bersifat idealis dan mengharapkan bebas
konflik, yang pada kenyataannya tidak demikian. Wajar bila di periode ada
kesetiaan dan ketergantungan pada teman.
6. Tahap Dewasa Awal (Young Adulthood): Usia 18 hingga
35 tahun
Hasil perkembangan ego: Solidarity vs Isolation (Solidaritas
vs isolasi)
Kekuatan dasar: affiliation and love (kedekatan dan cinta)
Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta.
Hubungan yang saling memberikan rasa senang dan puas, utamanya melalui
perkawinan dan persahabatan. Keberhasilan di stage ini memberikan keintiman di
level yang dalam.
Kegagalan di level ini menjadikan orang mengisolasi diri,
menjauh dari orang lain, dunia terasa sempit, bahkan hingga bersikap superior
kepada orang lain sebagai bentuk pertahanan ego.
Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan dan
persahabatan.
7. Tahap Dewasa (Middle Adulthood): Usia 35 hingga 55
atau 65tahun
Hasil perkembangan ego: Generativity vs Self Absorption or
Stagnation
Kekuatan dasar: production and care (produksi dan perhatian)
Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu
cenderung penuh dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai
permasalahan di seputar keluarga. Selain itu adalah masa “berwenang” yang
diidamkan sejak lama.
Tugas yang penting di sini adalah mengejawantahkan budaya dan
meneruskan nilai budaya pada keluarga (membentuk karakter anak) serta
memantapkan lingkungan yang stabil. Kekuatan timbul melalui perhatian orang
lain, dan karya yang memberikan sumbangan pada kebaikan masyarakat, yang
disebut dengan generativitas. Jadi di masa ini, kita takut akan ketidak aktifan
dan ketidak bermaknaan diri.
Sementara itu, ketika anak-anak mulai keluar dari rumah,
hubungan interpersonal tujuan berubah, ada kehidupan yang berubah drastic,
individu harus menetapkan makna dan tujuan hidup yang baru. Bila tidak berhasil
di stage ini, timbullah self-absorpsi atau stagnasi.
Yang memainkan peranan di sini adalh komunitas dan keluarga.
8. Tahap Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 atau
65tahun hingga mati
Hasil perkembangan ego: Integritas vs Despair (integritas vs
keputus asaan)
Kekuatan dasar: wisdom (kebijaksanaan)
Orang berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang
telah dilaluinya dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi
pada kehidupan, ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh
menerima keluasan dunia dan menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
Sebaliknya, orang yang menganggap masa lalu adalah kegagalan
merasakan keputus asaan, belum bisa menerima kematian karena belum menemukan
makna kehidupan. Atau bisa jadi, ia merasa telah menemukan jati diri dan
meyakini sekali bahwa dogma yang dianutnyalah yang paling benar.
BAB III
PENUTUP
. 3.1 KESIMPULAN
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang
progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir
sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang
alami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis dan memiliki tugas serta
tahapan-tahapan perkembangan dan pertumbuhan manusia dari awal kehidupannya
hingga akhir kehidupan.
Komentar
Posting Komentar