ITSM (Information
Technology Service Management) atau Manajemen Layanan Teknologi
Informasi adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI)
yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap
bisnis perusahaan.
ITSM merupakan
kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada
teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau
pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.
Manfaat ITSM:
·
Mengurangi pemakaian biaya, yaitu dengan
mengintegrasikan layanan dan rantai produk pasokan
·
Tingkat persediaan layanan dapat dikurangi, maka
total biaya persediaan juga dapat dikurangi
·
Layanan pelanggan dapat dioptimalkan
·
Meningkatkan pendapatan layanan
·
Mengurangi biaya tidak perlu dari bagian layanan
melalui perbaikan ramalan/perkiraan
·
Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan
Kerangka
kerja (framework) yang dianggap dapat memberikan contoh penerapan ITSM di
antaranya:
·
Information Technology Infrastructure Library
(ITIL)
·
Control Objectives for Information and Related
Technology (COBIT)
·
Software Maintenance Maturity Model
·
PRM-IT IBM's Process Reference Model for IT
·
Application Services Library (ASL)
·
Business Information Services Library (BISL)
·
Microsoft Operations Framework (MOF)
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah
Framework Best Practice dalam Manajemen Layanan TI (ITSM). ITIL dapat
mempermudah dalam mengevaluasi layanan IT serta mengetahui hal-hal yang harus
dikembangkan dan mengarahkan perkembangan layanan.
Dalam kerangka pembangunan ITIL ada 5 (lima) bagian inti atau bisa
disebut sebagai inti ITIL, kelima bagian tersebut juga biasa disebut sebagai Siklus
Layanan ITIL, antara lain adalah :
1.
Service strategy
Service Strategy memberikan
panduan kepada praktisi ITSM tentang bagaimana memandang konsep ITSM bukan
hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi dalam memberikan, mengelola serta
mengoperasikan layanan TI, tetapi juga sebagai sebuah aset strategis
perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari
konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di
keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini
mencakup pembentukan market untuk menjual layanan, tipe-tipe
dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset
layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan
ITIL Service Lifecycle.
Proses-proses yang dicakup dalam Service
Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
- Service Portfolio Management
- Financial Management
- Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan
ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk
menentukan tujuan atau sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola
layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai
rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah
mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai
panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles,
responsibilities, teknologi pendukung, dan lain-lain) ITSM di organisasinya,
serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM
tersebut.
2. Service
Design
Guna memberikan manfaat
kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu
dirancang dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis merancang dan
membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service
Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk
mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi
portofolio atau koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server,
storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak
hanya untuk merancang layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan
maupun peningkatan kualitas layanan, layanan berkelanjutan maupun kinerja dari
layanan.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Design yaitu:
- Service Catalog Management
- Service Level Management
- Supplier Management
- Capacity Management
- Availability Management
- TI Service Continuity Management
- Information Security Management
3. Service
Transition
Service Transition menyediakan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan kemampuan untuk mengubah
hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah
spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini
memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service
Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk
selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
- Transition Planning and Support
- Change Management
- Service Asset & Configuration Management
- Release & Deployment Management
- Service Validation
- Evaluation
- Knowledge Management
4. Service
Operation
Service Operation merupakan
tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional
harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan
pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin
tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya.
Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI
serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja
layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
- Event Management
- Incident Management
- Problem Management
- Request Fulfillment
- Access Management
5. Continual
Service Improvement (CSI)
Continual Service
Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta
memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.
CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah
satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal
sebagai Deming Quality Cycle.
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk pedoman,
atau biasa disebut sebagai core guidance publications (OGC,
2007). Setiap pedoman dalam kelompok utama ini berisi:
- Practice fundamentals, yaitu menjelaskan
latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya
terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
- Practice principles, yaitu menjelaskan
konsep-konsep kebijakan serta tata kelola lifecycle yang
menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
- Lifecycle processes and activities, yaitu
menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama
tahapan lifecycle.
- Supporting organization structures and roles,
yaitu semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur
organisasi. Proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
defini roles dan responsibilities
- Technology considerations,yaitu menjelaskan
solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada
tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
- Practice Implementation, yaitu berisi acuan
atau panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin
meningkatkan proses-proses ITIL.
- Complementary guideline, yaitu berisi acuan
model-model best practice lain selain ITIL yang dapat
digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
- Examples and templates, yaitu berisi template maupun
contoh-contoh pengaplikasian proses.
Komentar
Posting Komentar